Harga Beras Melambung, Bapanas: Kuncinya Ada di Produksi, Penggiling Padi Saat Ini Sangat Perlu Pasokan

Jakarta, Dayklik.com – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi angkat bicara soal melambungnya harga beras belakangan ini. Menurut dia, kenaikan harga beras yang terjadi saat ini bukan karena tidak adanya stok, tetapi karena produksi dalam negeri yang memang belum mencukupi.

“Kalau beras itu kuncinya ada di produksi. Bahkan penggiling padi saat ini sangat perlu pasokan, karena memang tidak ada bahannya,” katanya ketika dihubungi melalui telepon seluler di Jakarta, Selasa, 5 September 2023.

Data Panel Harga yang dirilis Bapanas menunjukkan harga beras rata-rata nasional untuk kualitas medium dan premium sama-sama naik. Per hari ini Rabu 6 September 2023, misalnya, harga beras medium dan premium masing-masing berada di Rp 12.550 dan Rp 14.300 per kilogram atau naik 0,4 persen dan 0,7 persen bila dibandingkan 6 Agustus 2023.

Merespons hal tersebut, kata Arief, Bapanas mendapat perintah dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk mendistribusikan bantuan beras kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Tiap KPM akan mendapatkan sebanyak 10 kilogram beras selama tiga bulan.

“Ada 640 ribu ton beras yang didistribusikan untuk bantuan sesuai perintah Presiden,” ujar Arief.

Adapun saat ini stok cadangan beras pemerintah (CBP) mencapai 1,52 juta ton saat ini. Ia menyebutkan, bakal ada tambahan 400 ribu ton CBP hingga akhir tahun untuk memastikan ketahanan pangan.

“Insya Allah aman (stok cadangan beras), kami jaga,” tutur Arief.

Sejak awal 2023, kata Arief, Bapanas merencanakan untuk pengadaan beras yang dilakukan Perum Bulog tersebut. Hal itu bertujuan untuk menjaga stabilitas pangan dan mencegah terjadinya kelangkaan.

Adapun dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR pada Senin lalu, 4 September 2023, Bapanas menyatakan bahwa ketersediaan 12 komoditas diproyeksikan aman dan cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga akhir Desember 2023.

Dua belas komoditas itu meliputi beras, jagung, bawang merah, cabai besar, cabai rawit, daging ayam ras, telur ayam ras, dan minyak goreng. Selain itu, komoditas kedelai, bawang putih, daging sapi-kerbau, dan gula konsumsi juga diprediksi aman dengan catatan membutuhkan pasokan impor.

Sementara itu, Kepala Ekonomi Bank Permata, Josua Pardede, menyebutkan faktor pendorong harga beras masih sama sejak tahun lalu. Antara lain kenaikan harga pupuk, permasalahan produksi, dan risiko kemarau panjang atau El Nino.

“Untuk memitigasi risiko inflansi, pemerintah perlu segera melakukan intervensi subsidi pupuk untuk meminimalkan biaya input pertanian,” ucapnya. Selain itu Josua menambahkan bahwa pemerintah perlu menaikan kuota impor beras untuk memenuhi kebutuhan domestik.

Dari sisi konsumen, pemerintah perlu secara rutin melekukan operasi pasar serta mendorong daerah menyediakan gudang penyimpanan di lokasi strategis untuk memastikan distribusi beras tetap aman. Dengan begitu, lambat-laun diharapkan harga beras naik bisa disetop.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *